Awas! Hipnotis Kini Incar Anak-anak SD



SURABAYA – Pelaku gendam gentayangan di kawasan Tambak Asri, Surabaya. Selasa (18/1/2011), bocah Madrasah Ibtidaiyah (MI)/setingkat Sekolah Dasar (SD) digendam seorang ibu-ibu yang menggendong bayi di Jl Tambak Asri Gang Sedap Malam. Akibat aksi kejahatan itu, bocah delapan tahun bernama Siti Amlika itu mengalami trauma.

Pelaku yang berboncengan dengan seorang lelaki yang diduga suaminya itu berhasil menggasak tiga cincin emas dengan berat total 5,5 gram yang semula melingkar di jari Siti. Dua cincin di jari tangan kiri, sisanya di jari tangan kanan. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, saat Siti berangkat menuju sekolahannya di Jl Tambak Asri Gang XXVI. Masih mengenakan seragam sekolah, korban diantar kedua orangtuanya, Andriyanto (27) dan Siti Khotijah, melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Krembangan. Korban tersadar dari gendam usai membaca doa bersama di kelasnya sebelum dimulainya pelajaran.

“Anak saya sadar setelah selesai berdoa. Dia mengatakan kepada temannya kalau cincinnya diminta oleh ibu-ibu waktu jalan ke sekolah,” ujar Siti Khotijah.

Dibantu Rahman, gurunya, korban yang masih duduk di bangku kelas 3 itu membongkar isi tas untuk mencari cincinnya, namun tidak ada. Saat itulah korban teringat dengan dua orang yang menghampirinya di jalan.

Sebenarnya, korban berangkat bersama beberapa temannya. Namun pelaku hanya menghampiri korban. Teman-teman korban menunggu tak jauh dari lokasi kejadian. “Lengan kanan saya ditepuk,” ujar korban dengan ekspresi ketakutan.

Kepada korban, pelaku yang diperkirakan berusia 40 tahun itu bertutur bahwa cincin yang dipakai korban harus cepat dilepas karena banyak copet. “Ibu itu bilang, ayo cincinnya disimpan. Nanti dicopet orang,” imbuhnya polos.

Korban merasa cincin itu dimasukkan ke dalam tas sekolahnya. Hingga beberapa jam setelah kejadian, korban masih terlihat linglung. Tatapan matanya kosong. Saat ditanya, korban lebih banyak memandang sang ibu. Dia hanya sedikit berbicara karena masih trauma dengan kejadian yang baru dialaminya.

Siti Khotijah mengaku biasa membiarkan sulung dari tiga bersaudara itu berangkat sekolah tanpa diantar. Sang suami, Andriyanto, juga sudah berangkat kerja di kawasan Perak sejak pagi.

Informasi yang diperoleh di lokasi kejadian, aksi gendam juga pernah terjadi beberapa hari lalu. Korbannya saat itu empat bocah SD. Namun, para korban ini memilih tidak melaporkan kejadian itu ke polisi.

Kepala Polsek Krembangan AKP Suparto masih menyelidiki kasus ini. Dari keterangan yang dihimpun, polisi menduga pelaku sengaja mengincar anak-anak sekolah. “Pelaku ini profesional dan mereka beraksi sambil menggendong anak,” ungkapnya.

Suparto menyayangkan kenapa orangtua korban ‘membekali’ putrinya dengan perhiasan yang berlebihan. Ada tiga cincin yang melingkar di jari-jari korban. “Jelas itu mengundang pelaku kejahatan. Jangan sampai kasih sayang yang diberikan malah membahayakan sang anak,” imbaunya. Dia juga mengharapkan jika benar ada korban lain sebelumnya, untuk segera melapor ke polisi.

Gendam dikenal sebagai kejahatan penipuan menggunakan metode hipnotis, yang dipercaya menggunakan ilmu hitam atau sihir. Padahal secara teknis gendam merupakan salah satu atau gabungan dari teknik shock induction dan mind control (telepati). Secara teknis, untuk menghindari kejahatan hipnotis sebenarnya mudah.

Sumber : kompas.com/SURYA

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes